Ketika ku baca buku “Serial Cinta” karangan Anis Matta, kutemukan sebuah tulisan yang berjudul “Cinta adalah Gagasan”,berikut akan kukutip untaian kata demi kata yang terasa begitu bermakna :
“Pada sebagian dari tabiatnya yang paling murni, cinta menyerupai air. Air adalah sumber kehidupan. Semua makhluk hidup tercipta dari air. Air yang mempunyai mata dan selalu bergerak dari hulu ke hilir. Ia mengalir tak henti-henti. Ia bergerak tak selesai-selesai. Setiap sungai dan kali mengalir dan bergerak pada jalur-jalurnya. Tapi mereka semua kemudian bertemu pada satu titik, pada sebuah muara besar. Mata air. Mengalir. Bergerak. Tak henti-henti. Tak lelah. Tak selesai-selesai. Menuju muara. Muara besar. Hampir tak terbatas. Jauh sejauh mata memandang. Jauh seperti memandang. Jauh seperti menyentuh kaki langit. Itu sebabnya bumi kita diisi lebih banyak oleh air. Karena Allah ingin menyemai kehidupan disini.
Diantara mata air yang kecil kepada muara yang besar ada aliran. Ada gerak. Ada riak. Ada gelombang. Ada gemuruh. Ada debur. Ada percikan. Ada gelora. Ada gairah. Ada dinamika. Selalu begitu. Senantiasa seperti itu. Tak ada perhentian. Tak ada stagnasi. Tak ada diam. Ia membludak jika ditahan. Ia membuncah jika dibendung. Ia membanjir pada puncak dinamikanya. Tapi ia selalu membersihkan semua kotoran yang dilaluinya. Seperti hujan mengusir mendung yang mengotori biru langit.
Begitulah cinta. Ia adalah sebuah gagasan yang murni tentang kehidupan yang lapang. Mata airnya adalah niat baik dari hati yang murni. Muara adalah kehidupan yang lebih baik. Alirannya adalah gerakan amal dan kerja memberi yang tak henti-henti. Cinta adalah gagasan tentang penciptaan kehidupan setelah kehidupan tercipta.
Begitu ada niat baik, dan ada muara kehidupan yang lapang yang hendak kita ciptakan, maka cinta ciptakan, maka cinta menjadi nyata saat ia mengalir. Saat ia bergerak. Aliran dan gerakan itulah yang melahirkan debur, gemuruh riak, dan ombak. Gairah dan dinamika yang membuatnya ada, nyata dan hidup.
Seperti air yang berhenti mengalir, kehidupan juga berhenti bergerak jika ia tidak mengarah pada sebuah muara besar. Air yang tergenang selalu mengalami pembusukan. Begitu juga kehidupan yang tidak bergerak kehilangan dinamika dan serta merta jadi rusak. Bukan. Bukan Cuma rusak. Tapi bahkan merusak lingkungan sekitar.”
Selengkapnya...

Rabu, 01 Juli 2009
Cinta Menyerupai Air
Rabu, 15 Agustus 2007
Depresi dan Reformasi Diri
Oleh : Ubaydillah, AN
Apa yang menyebabkan kita sampai menderita depresi? Sejauh depresi itu diartikan sebagai sebuah kondisi batin yang tertekan dalam waktu panjang (stress berkelanjutan) dan mengakibatkan hilangnya harapan hidup, makna hidup, motivasi berprestasi, dan kepercayaan-diri (losing mood and confidence), tentu saja sebab-sebabnya banyak. Namanya juga orang hidup. Realitas kehidupan ini terkadang lebih kejam dari kekejaman yang sanggup kita bayangkan.
Secara garis besar kita bisa mengatakan bahwa depresi bisa terjadi di "stimulasi" oleh keadaan eksternal yang berubah ke arah yang lebih buruk dan itu di luar kontrol kita. Mengapa di “stimulasi” ? Perlu digarisbawahi di sini, bahwa kondisi emosi - psikologis masing-masing orang turut menentukan apakah sesuatu itu dapat menyebabkan depresi, sejauh mana tingkat depresinya serta seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi masalah (hingga tidak sampai depresi) - atau, seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi depresinya.
Katakanlah di sini misalnya kematian orang-orang tercinta atau bencana alam yang menyisakan kenangan-kenangan traumatik. Bila ini berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan kita kehilangan mood, kehilangan gairah untuk melangkah, kehilangan kepercayaan diri, maka trauma itu berubah menjadi depresi. Kita kehilangan daya tarik untuk menjadikan hidup kita menjadi lebih hidup dan kehilangan semangat untuk menjalankan aktivitas positif.
Depresi juga bisa muncul akibat perlakuan orang lain yang buruk pada kita. Seorang karyawan akan merasa tertekan apabila mendapati kondisi kerja dan gaya manajemen di tempat kerja yang menekan (stressful). Jika dia sudah berusaha untuk mencari pekerjaan lain ke mana-mana namun belum mendapatkan dan ditambah lagi dengan cara yang tidak kreatif dalam menghadapi realitas semacam itu, mungkin saja si karyawan itu akan terkena depresi. Depresi bisa tumbuh dari stress kerja yang berlangsung lama.
Depresi bisa juga terjadi pada seseorang setelah dianiaya orang lain, misalnya pemerkosaan atau kekerasan rumah tangga. Peristiwa buruk itu akan membuka kemungkinan terhadap depresi. Atau juga bisa terjadi pada orang yang sehabis terkena kebijakan PHK. Kehilangan pekerjaan dapat membuat kita stress (kehilangan status, kehilangan sumber penghasilan, dst) dan bila kita sudah mencari pengganti pekerjaan itu kemana-mana dan ternyata belum membuahkan hasil, stress itu akan berubah menjadi depresi. Depresi di sini adalah tekanan batin yang serius ditandai dengan kesedihan dan kekosongan (feeelings of sadness or emptiness).
Depresi juga muncul karena ulah kita sendiri. Ulah di sini ada yang berbentuk penyimpangan / pelanggaran atau ada yang berbentuk pengabaian. Hampir seluruh tindak penyimpangan atau pelanggaran atas apa yang benar di dunia ini dalam skala / ukuran yang besar, umumnya akan melahirkan konsekuensi yang "uncontrollable". Bila konsekuensi buruk itu terjadi dan merembet kemana-mana dan semuanya menjadi pilihan buruk buat kita, ini juga bisa menimbulkan depresi. Karena itu banyak penderita NAPZA yang berkesimpulan bahwa kesembuhannya itu berkat mukjizat. Ini karena sedemikian sulitnya membayangkan bagaiman melepaskan diri dari ketergantungan dan dari konsekuensi buruk lainnya yang terkait dengan itu.
Demikian juga dengan pengabaian. Pengabaian terhadap diri sendiri, misalnya punya potensi tetapi tidak dikembangkan, punya pekerjaan tetapi tidak disyukuri (dijadikan lahan untuk meningkatkan diri), punya resource tetapi tidak digunakan, dan lain-lain, ini juga bisa menimbulkan depresi. Jadi, bukan pengabaiannya yang menyebabkan depresi tetapi konsekuensi pengabaian itulah yang membuat orang menjadi depresi. Kita mulai merasa tidak ada artinya bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika perasaan ini terus menggunung, ya lama kelamaan akan menimbulkan depresi. Karena itu ada pendapat ahli yang menyatakan bahwa depresi bisa saja terjadi tanpa harus didahului peristiwa buruk yang tragis dan dramatik. Problem personal yang kecil-kecil namun diabaikan bisa saja akan mengundang depresi..
Hindari Tujuh Hal
Meski kita ingin segera dapat mengatasi depresi, tetapi tak jarang kita malah mempraktekkan hal-hal yang memperparah depresi itu. Ini antara lain bisa dijabarkan sebagai berikut:
1. Hanya mencari-cari tip, saran atau tehnik yang jitu untuk mengatasi depresi. Tip dari buku, saran dan tehnik dari orang lain itu sangat kita butuhkan tetapi posisinya di sini bukan sebagai penentu, melainkan sebagai pembantu (bantuan. Kita membutuhkan semua itu tetapi tidak boleh mengandalkan pada semuanya. Artinya, tip dan saran itu akan berguna ketika kita dalam keadaan sedang berusaha untuk mengatasi depresi dan tidak berguna kalau kita duduk dan diam saja.
2. Tidak percaya, menolak atau skeptis terhadap saran, pendapat atau bantuan orang lain. Ini adalah bentuk padanan yang ekstrim dari yang pertama. Menutup diri, menutup-nutupi, melecehkan semua orang atau menjauhi orang kerapkali justru akan membuat kita semakin ‘depressed’ dengan keadaan kita.
3. Hanya menyalahkan keadaan atau orang. Mungkin saja yang membuat kita depresi itu adalah dunia ini yang telalu kejam atau orang lain. Tetapi akan malah berbahaya kalau yang kita ingat dan yang kita lakukan adalah hanya mengutuk dunia dan mengutuk orang lain. Harus ada inisiatif dari dalam diri kita untuk mengobati diri sendiri.
4. Kurang kreatif dalam menemukan cara atau terlalu "taat" pada rutinitas yang biasa-biasa. Ini juga bisa membuat depresi itu makin mendalam. Ada saran agar kita membagi aktivitas menjadi tiga:
* aktivitas positif yang wajib
* aktivitas yang untuk fun atau pleasurable, dan
* aktivitas yang untuk menabur kebajikan pada orang lain seperti membantu atau menyambung hubungan.
5. Membiarkan munculnya definisi diri negatif, misalnya saja: saya sudah tidak punya apa-apa lagi, saya muak melihat diri saya, hidup saya sudah hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi, dan seterusnya. Ini adalah definisi atau kesimpulan atau label tentang diri sendiri yang kita buat sendiri. Jika ini terus berlanjut akan mempersulit upaya recovery.
6.Menolak realitas dengan cara yang merugikan. Realitas itu kalau ditolak dengan tujuan menolak yang asal menolak (denial), ini akan memperparah pertengkaran yang membuat depresi itu makin mencengkeram. Tetapi bila kita terima dengan pasrah dan kalah (larut dan hanyut), ini juga tidak menyembuhkan. Yang diharapkan adalah menerima untuk memperbaiki. Seperti yang ditulis Dr. Felice Leonardo Buscaglia, "Trauma yang abadi di adalah penderitaan yang tidak diikuti dengan perbaikan".
7.Menganut paham perfeksionis yang tidak rasional. Dari pengalaman sejumlah ahli dalam menangai penderita depresi, konon yang menghambat upaya recovery adalah ketika seseorang berpikir bahwa dia harus bebas dari depresi seketika itu dan langsung, tidak usah repot-repot. Mengatasi depresi butuh proses yang berkelanjutan, dan jika kita menolak proses itu bukan malah cepat tetapi malah semakin lama.
Tujuh hal di atas dapat kita gunakan untuk menjelaskan realitas di mana ada orang yang semakin buruk langkahnya, makin buruk hubungannya dan makin buruk caranya dalam menghadapi hidup saat depresi. Anda mungkin punya teman, keluarga atau tetangga yang malah semakin tertutup, semakin tidak persuasif, semakin tidak bijak, semakin sempit, semakin tertutup dan sejumlah "semakin" yang negatif lainnya.
Tetapi ada juga sekelompok orang yang mulai menunjukkan bukti-bukti perbaikan diri, perbaikan hubungan dan perbaikan cara dalam menghadapi realitas. Semakin jelas langkah yang ditempuh, semakin open dan bijak, semakin bisa memilih orang, semakin ramah, semakin soleh hidupnya, dan seterusnya. Sebisa mungkin kita perlu berjuang untuk menjadi manusia kelompok kedua.
Agenda Reformasi
Secara umum, agenda reformasi itu bisa kita buat berdasarkan poin-poin berikut ini:
1. Membangun citra diri positif
Citra diri berasal dari bagaimana kita menyimpulkan diri sendiri atau beropini tentang diri sendiri. Yang positif membuahkan citra positif. Untuk membangun yang positif ini diperlukan tiga hal:
* Anda perlu menciptkan definisi, opini atau kesimpulan yang positif
* Anda perlu melawan munculnya opini, definisi atau kesimpulan negatif dengan cara menghentikan, mengganti atau membatalkan
* Anda perlu menciptakan alasan-alasan faktual, bukti nyata untuk mendukung kesimpulan positif yang Anda ciptakan
Sedikit tentang alasan faktual itu, saya ingin memberi contoh misalnya saja Anda berkesimpulan bahwa hidup Anda memang masih bermakna (untuk diri sendiri dan untuk orang lain). Kesimpulan ini lebih positif ketimbang Anda punya kesimpulan yang sebaliknya. Tetapi jika yang Anda lakukan hanya sebatas merasa atau menyimpulkan (tanpa diiringi dengan perbuatan dan hasil atau pembuktian bertahap), lama kelamaan kesimpulan Anda ini akan kalah oleh fakta yang ada tentang diri Anda. Jangan pernah berpikir bahwa perbaikan diri itu bisa ditempuh dengan cara tidak melakukan sesuatu. Forget it.
2. Menjalankan agenda perbaikan berkelanjutan yang realistis
Kesalahan kita saat terkena depresi adalah: kita hanya merasakan bagaimana depresi itu tetapi kurang berpikir tentang apa saja yang masih bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri di masa depan. Kita tenggelam ke dalam masa lalu yang buruk dan lupa meng-imajinasi-kan masa depan yang lebih bagus. Padahal, masa lalu itu sudah tidak bisa diubah. Padahal, masa depan itu masih "open" buat kita. Agar ini tidak terjadi, Anda boleh memilih agenda perbaikan di bawah ini:
* Anda merencanakan program atau jadwal tentang apa yang perlu anda lakukan dan apa yang perlu Anda hindari agar hidup Anda menjadi lebih bagus di hari esok berdasarkan keadaan Anda.
* Anda mencanangkan target yang benar-benar ingin Anda raih sebagai bukti adanya perbaikan dalam diri Anda, misalnya mendapatkan pekerjaan, mendapatkan orang yang lebih bagus, mendapatkan tempat yang lebih bagus, dan seterusnya.
* Anda merumuskan tujuan jangka pendek atau panjang yang ingin Anda wujudkan, seperti misalnya menyelesaikan kuliah, meningkatkan penguasaan bidang, menambah pengetahuan atau skill, dan lain-lain
Tiga hal di atas perlu dilakukan dengan catatan harus realistis: bisa dilakukan dari mulai hari ini, dengan menggunakan sumber daya yang sudah ada, dan dari lokasi hidup di mana Anda saat ini berada. Hindari membuat program atau target yang “mengkhayal” atau hanya berfantasi atau terlalu tinggi sehingga tidak bisa dilakukan dan tidak bisa diraih.
3. Menggunakan ketidakpuasan
Saat depresi, pasti kita tidak puas dengan hidup kita. Ini bisa positif dan bisa negatif, tergantung bagaimana kita menggunakan. Bagaimana supaya bisa positif? Salah satu caranya adalah dengan menggunakan ketidakpuasan itu sebagai dorongan / motivasi unntuk melakukan sesuatu (menjalankan program, meraih target atau tujuan). Anda bisa menggunakan ketidakpuasan atas masa lalu dan hari ini sebagai pemacu untuk memperbaiki atau mengubah hari esok. Jika PHK telah membuat Anda depresi, jadikan itu sebagai motivasi untuk memperluas jaringan, memperbaiki skill, membangun karakter yang lebih positif, dan seterusnya. Ini jauh lebih positif ketimbang kita hanya merasakan depresi, mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain.
4. Memperbaiki / memperluas hubungan
Wilayah hubungan yang perlu diperbaiki adalah:
* hubungan dengan diri sendiri: control diri, meditasi, dialog diri, dll.
* hubungan dengan orang lain dan
* hubungan dengan Tuhan (meningkatkan iman).
Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri akan membuat kita cepat mengontrol atau menarik diri dari keadaan yang tidak menguntungkan kita. Kalau kita sadar bahwa kita sedang depresi dan sadar bahwa kita harus segera mengambil tindakan, tentunya ini akan beda persoalannya.
Memperbaiki hubungan dengan manusia akan membantu usaha yang kita lakukan dalam mengatasi depresi. Kita tetap harus ingat bahwa manusia itu bisa digolongkan menjadi dua:
* ada manusia yang menjadi sumber depresi buat kita, dan
* ada manusia yang menjadi bantuan solusi atas depresi.
Yang kita butuhkan (sebanyak-banyaknya) adalah manusia kelompok kedua. Jangan sampai kita menjauhi semua manusia, trauma kepada semua manusia, atau tidak percaya pada semua manusia.
Bagaimana memperbaiki hubungan dengan Tuhan? Ada banyak cara untuk memperbaikinya, antara lain:
* meningkatkan iman
* menjalankan ajaran agama yang kita pilih (formal dan non-formal) sampai benar-benar kita merasa dan meyakini ada semacam “kebersamaan”. Kebersamaan di sini bukan kebersamaan yang "halusinasi" (tidak berdasar dan tidak berefek), tetapi kebersamaan yang mendorong kita untuk melakukan hal positif dan menghindari hal negatif. Kebersamaan seperti ini akan memperkuat dan mencerahkan.
5. Mengganti paham "perfection" menjadi "excellence"
Dengan bahasa yang sederhana dapat dijelaskan bahwa perfection adalah menuntut kesempurnaan (dari orang lain, dari diri sendiri dan dari dunia ini). Sementara, excellence adalah mengusahakan kesempurnaan secara bertahap, perbaikan berkelanjutan. Perfection lebih dekat pada keyakinan yang tidak rasional. Keyakinan seperti ini lebih mudah terkena depresi pada saat kita ingin mengatasi depresi, misalnya saja kita tidak mau gagal lagi (kemungkinan untuk gagal itu selalu ada), kita anti toleransi terhadap kelemahan orang lain (semua orang punya kelemahan), dan seterusnya.
Menurut Susan Dunn, MA, (When Perfect Isn't Good Enough, www.selfgrowth.com, perfeksionis dapat mengakibatkan hal-hal buruk yang antara lain adalah:
* dapat mengantarkan kita pada isolasi diri
* dapat mengantarkan kita menjadi orang yang takut menghadapi resiko hidup
* dapat mengantarkan kita pada kesulitan dalam membuat keputusan atausasaran hidup yang tepat
* dapat mengantarkan kita pada kesalahan dalam menilai diri (overestimate)
* dapat mengantarkan kita menjadi orang kerdil yang sulit mempercayai orang lain.
Selamat mempraktekkan !!!
http://www.e-psikologi.com/epsi/individual.asp
Selengkapnya...
Selasa, 14 Agustus 2007
Mimpi Berkepanjangan
Oleh : Amri (Knowledge Entrepreneur)
Mimpi berkepanjangan Ada dua kunci pokok dalam mimpi berkepanjangan itu. Pertama, kalau kita mempunyai daya kesabaran yang sangat luar biasa, nanti Allah SWT akan memberikan kepada kita impian-impian yang tidak terduga. Misalnya, kita tidak menyangka kalau perusahaan akan melejit sangat hebat, padahal personilnya belum terdiri dari orang-orang yang sangat hebat dan berpengalaman. Bahkan pendidikkannyapun, biasa-biasa saja.
Kedua, setelah perusahaan sangat maju, seperti impian yang tak pernah terpikirkan dan akhirnya menjadi kenyataan, muncullah personil-personil yang sangat berpengalaman dan professional. Ketika itu, muncul rasa syukur berkepanjangan, sehingga impian-impian yang dianggap tidak mungkin, akan menjadi sangat mungkin menurut pandangan Allah SWT.
Disamping mimpi berkepanjangan yang tidak terduga dan menjadi kenyataan positif, ada fenomena lain yang juga muncul, yaitu mimpi berkepanjangan yang menenggelamkan.
Pertama, kalau kita tidak mempunyai daya kesabaran yang sangat luar biasa, biasanya Allah SWT memberikan impian-impian yang juga tidak terduga. Misalnya, karena kita tidak mempunuai personil yang hebat-hebat di perusahaan kita, akhirnya kita menjadi tidak percaya diri dan juga tidak percaya bahwa Allah SWT sangat Maha Kuasa. Ketika penyakit minder ini muncul terus menerus, maka diri kita, perusahaan kita dengan sendirinya akan mimpi berkepanjangan, yaitu tenggelam.
Kedua, setelah diri kita atau perusahaan kita sangat maju, seperti impian yang tak pernah terpikirkan dan akhirnya menjadi kenyataan, muncullah personil-personil yang sangat berpengalaman dan professional. Ketika itu, muncul rasa syukur yang mulai jatuh, sehingga impian-impian yang diharapkan akan muncul dengan lompatan quantum positif, menjadi terbalik seratus delapan puluh derajat, yaitu perusahaan rontok dan terjatuh secara berkeping-keping. Akhirnya muncul penyakit SDM yaitu Selamatkan Diri Masing-masing.
Sahabat....
Kalau kita mau jujur terhadap diri sendiri, begitu juga mau secara jujur melihat perkembangan perusahaan-perusahaan atau negara-negara di dunia ini, rupanya dengan kesabaran yang luar biasa banyak impian-impian berkepanjangan yang selama ini dianggap tidak mungkin menjadi mungkin. Begitu juga dengan rasa syukur yang luar biasa, hal-hal yang dianggap tidak mungkin juga menjadi mungkin.
Permasalahannya adalah impian berkepanjangan yang berdampak positif menjadi hancur lebur, ketika banyak diantara kita hanya pandai bersabar dan tidak pandai bersyukur. Maka, hampir semua kejadian, yaitu terjatuhnya diri, perusahaan maupun negara bukan karena tidak bisa bersabar, namun berkecenderungan karena tidak bisa bersyukur.
Berani hadapi tantangan untuk tetap bersabar dan bersyukur, agar Allah SWT memberikan impian berkepanjangan positif yang menjadi kenyataan!!!. Bagaimana pendapat sahabat ???
Selengkapnya...
Jumat, 20 Juli 2007
Bersyukurlah....
Bersyukurlah karena engkau tidak memiliki semua yang diinginkan.
Jika engkau memiliki semuanya, apalagi yang hendak dicari ?
Bersyukurlah saat engkau tidak mengetahui sesuatu, karena itu memberi kesempatan kepadamu untuk belajar.
Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang engkau hadapi. Karena selama itulah engkau tumbuh menjadi dewasa.
Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau miliki, karena hal itu memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
Bersyukurlah atas setiap tantangan baru, karena hal itu akan membangun kekuatan karaktermu.
Bersyukurlah atas kesalahan-kesalahan yang engkau perbuat. Karena hal itu memberimu pelajaran yang sangan berharga.
Bersyukurlah ketika engkau lelah dan tak berdaya. Karena berarti engkau telah membuat suatu perbedaan.
Adalah mudah untuk bersyukur atas hal-hal yang baik.
Kehidupan yang bermakna adalah bagi mereka yang juga bersyukur atas kesulitan yang dihadapi.
Rasa syukur bisa mengubah hal negatif menjadi positif.
Berusahalah bersyukur atas kesulitan yang engkau hadapi sehingga kesulitan itu akan menjadi berkah bagi dirimu.
BERANI HIDUP, TIDAK TAKUT MATI. TAKUT MATI, JANGAN HIDUP. TAKUT HIDUP, MATI SAJA.
Selengkapnya...
Kamis, 19 Juli 2007
Kepribadian orang sukses
S-ense of direction (kesadaran- mengenai apa yang ingin dicapai)
U- nderstanding (pemahaman- terhadap persoalan, situasi orang lain maupun diri sendiri)
C- ourage (ketabahan- untuk bertindak apapun akibatnya)
C- harity (kemurahan hati- terhadap orang lain)
E - steem (penghargaan -terhadap diri sendiri maupun orang lain)
S- elf confidence (kepercayaan diri)
S- elf acceptance (penerimaan diri- dengan segenap kesalahan dan kelemahan maupun kelebihan dan kekuatan)
Orang sukses memiliki ciri-ciri :
1. Kreativitas : Pikiran lincah yang senantiasa bergerak menghasilkan ide-ide.
2. Progresivitas : Kemauan untuk maju terus kedeepan, bukan ke atas.
3. Integritas : Akhlak yang luhur dan hati yang bersih sehingga mempunyai kebajikan hidup (jujur, setia, semangat pengabdian, rasa tanggung jawab).
4. Kapabilitas : Keterampilan kerja, kemahiran memutuskan , dan pengetahuan efisiensi yang diperoleh dari pendidikan formal, pengalaman hidup, pengembangan diri.
5. Personalitas : Sifat-sifat pribadi (seperti percaya diri, kemanusiaa, adil (objektivitas), dll)
Selengkapnya...
Senin, 02 Juli 2007
Meniti Hari dengan Ilmu
oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Saudaraku, hampir dipastikan tidak ada seorang pun yang mengharapkan dirinya terbelakang. Baik ilmu, keahlian, maupun penampilan. Seiring dengan itu sarana pun turut memenuhinya. Kini, bermunculan buku-buku terbitan baru, menjamurnya tempat kursus dan pelatihan-pelatihan, juga semaraknya model pakaian, tas, sepatu baru. Namun sayang, tidak banyak yang menyadari akan pentingnya hal tersebut.
Itu bisa terjadi karena kesadaran yang kurang akan pentingnya ilmu sehingga lebih tertarik pada penampilan raga. Maka tak sedikit yang menganggarkan membeli sepatu baru daripada buku. Ada empat hal yang harus dilalui agar ilmu menjadi landasan dalam meniti hari. Pertama, menelisik diri. Kenapa harus banyak membaca, kenapa harus ikut pelatihan-pelatihan? Jika bukan untuk menjadikan diri lebih baik, apa lagi yang akan diperoleh. Dan, jika tidak melakukan hal tersebut apa yang akan didapat. Dari sana kita akan memperoleh kesadaran.CyberMQ
Kedua, menindak lanjuti sikap sadar pada aplikasi. Dengan menyadari bahwa ilmu yang akan menjadikan kita kaya, tidak terbetakang, bisa bertahan dengan serta merta kita akan mencarinya. Ketiga, meyakini bahwa ilmu itu harus 'dibeli'. Maka selagi ada uang, jangan pelit mengeluarkannya. Tung Desem Waringin, seorang pengusaha No 1 di Indonesia, harus mengeluarkan milyaran rupiah untuk pelatihan dalam hitungan hari. Diyakininya untuk mendapatkan ilmu yang baik, maka dapatkan dari orang yang baik pula. Walaupun harus mengetuarkan uang banyak, dan jauh tempat yang dituju tak menjadikannya rugi. Karena itu nilai tambah untuk kariernya. Namun jangan serta merta kita menganggap ilmu hanya bisa dibeli oleh orang yang berduit saja sehingga kita, yang diberi rezeki pas-pasan tidak berhak. Banyak peluang yang bisa kita lakukan tanpa uang. Tapi jangan disalahkan jika hasiInya juga pas-pasan.
Keempat, ilmu yang diperoleh sertai dengan berlatih. Sangat disayangkan jika seabrek buku habis dibaca, hadir di semi nar-seminar, dan berbagai pelatihan digeluti jika tidak ditindaktanjuti dengan latihan.
Dengan demikian, saudaraku, ilmu menjadi keniscayaan. Awali dengan proses penyadaran akan pentingnya ilmu, tindak lanjuti dengan belajar dan berlatih, dan jangan pelit untuk menganggarkan dana. Dengan berbuat lebih, maka kita pun akan mendapatkan yang lebih. Wallahua'am.
Selengkapnya...