Rabu, 01 Juli 2009

Cinta Menyerupai Air


Ketika ku baca buku “Serial Cinta” karangan Anis Matta, kutemukan sebuah tulisan yang berjudul “Cinta adalah Gagasan”,berikut akan kukutip untaian kata demi kata yang terasa begitu bermakna :

“Pada sebagian dari tabiatnya yang paling murni, cinta menyerupai air. Air adalah sumber kehidupan. Semua makhluk hidup tercipta dari air. Air yang mempunyai mata dan selalu bergerak dari hulu ke hilir. Ia mengalir tak henti-henti. Ia bergerak tak selesai-selesai. Setiap sungai dan kali mengalir dan bergerak pada jalur-jalurnya. Tapi mereka semua kemudian bertemu pada satu titik, pada sebuah muara besar. Mata air. Mengalir. Bergerak. Tak henti-henti. Tak lelah. Tak selesai-selesai. Menuju muara. Muara besar. Hampir tak terbatas. Jauh sejauh mata memandang. Jauh seperti memandang. Jauh seperti menyentuh kaki langit. Itu sebabnya bumi kita diisi lebih banyak oleh air. Karena Allah ingin menyemai kehidupan disini.
Diantara mata air yang kecil kepada muara yang besar ada aliran. Ada gerak. Ada riak. Ada gelombang. Ada gemuruh. Ada debur. Ada percikan. Ada gelora. Ada gairah. Ada dinamika. Selalu begitu. Senantiasa seperti itu. Tak ada perhentian. Tak ada stagnasi. Tak ada diam. Ia membludak jika ditahan. Ia membuncah jika dibendung. Ia membanjir pada puncak dinamikanya. Tapi ia selalu membersihkan semua kotoran yang dilaluinya. Seperti hujan mengusir mendung yang mengotori biru langit.
Begitulah cinta. Ia adalah sebuah gagasan yang murni tentang kehidupan yang lapang. Mata airnya adalah niat baik dari hati yang murni. Muara adalah kehidupan yang lebih baik. Alirannya adalah gerakan amal dan kerja memberi yang tak henti-henti. Cinta adalah gagasan tentang penciptaan kehidupan setelah kehidupan tercipta.
Begitu ada niat baik, dan ada muara kehidupan yang lapang yang hendak kita ciptakan, maka cinta ciptakan, maka cinta menjadi nyata saat ia mengalir. Saat ia bergerak. Aliran dan gerakan itulah yang melahirkan debur, gemuruh riak, dan ombak. Gairah dan dinamika yang membuatnya ada, nyata dan hidup.
Seperti air yang berhenti mengalir, kehidupan juga berhenti bergerak jika ia tidak mengarah pada sebuah muara besar. Air yang tergenang selalu mengalami pembusukan. Begitu juga kehidupan yang tidak bergerak kehilangan dinamika dan serta merta jadi rusak. Bukan. Bukan Cuma rusak. Tapi bahkan merusak lingkungan sekitar.”

Tidak ada komentar: