Rabu, 11 Februari 2009

Melupakan masalah...


Hidup kita memang tidak akan pernah lepas dari masalah, seperti sudah kita maklum. Bahkan, tidak jarang keceriaan yang kita nikmati dalam waktu sesaat, justru meninggalkan luka yang berkepanjangan. Namun, hidup ini tentu tidak boleh hanya jadi kumpulan masalah. Karena kita hidup hanya sebentar, dan untuk itu ia harus dinikmati. Keceriaan dan kebahagiaan harus lebih mendominasi hidup ini daripada masalah yang hanya akan memangkas jatah usia. Dan untuk menghilangkan masalah itu, kadang kita perlu dan harus melupakannya.
Mengapa harus melupakan? Melupakan tentu bukanlah satu-satunya jalan untuk membebaskan diri kita dari masalah yang membelit. Bahkan, barangkali sebagian orang ada yang menganggap bahwa hal ini terlalu menyederhanakan keadaan yang kadang memang begitu rumit. Akan tetapi pada kenyataannya, jika energi fisik, pikir, dan dzikir yang kita miliki terlalu banyak tercurah kepada satu masalah tertentu saja, biasanya hidup terasa akan begitu terbelenggu dan sulit menemukan jalan untuk melepaskan diri darinya.
Meskipun bukan satu-satunya jalan, tapi kita tentu punya banyak alasan untuk mengatakan, bahwa sekali waktu melupakan masalah memang perlu untuk kita lakukan. Terlebih bila kita merasa bahwa semua jalan seperti sudah buntu, dan keadaan itu semakin menipiskan asa kita untuk tetap bertahan di arena hidup yang tak pernah lepas dari masalah ini. Maka tidak ada salahnya kita mencoba. Sebab, mungkin dengan begitu kita bisa mendapatkan hal-hal positifnya.
Agar Kita tidak terjebak pada masalah yang sama. Jalan licin sehabis diguyur hujan seringkali menyebabkan kita tergelintir dan jatuh lebih dari satu kali. Kenapa itu terjadi? Sebabnya karena seringkali kita menoleh ke tempat kita terjatuh, kemudian lalai memperhatikan jalan licin yang masih panjang, yang terbentang dihadapan kita. Seharusnya kita tidak lagi terus menoleh ke tempat itu, melainkan melangkah lebih berhati-hati karena penyebab kita terjatuh masih ada: jalan yang licin.
Sungguh aneh, jika kita membiarkan diri kita terus menerus tergelincir di dalam dosa dengan tidak memfungsikan mata batin yang kita miliki. Tidak melihat akibat dan dampak dari segala sesuatu dengan akal pikiran. Sama anehnya, jika kita terus menerus “menikmati” masalah kita, dan tidak mau bergeser darinya karena merasa tidak memiliki cara lain lagi untuk melepaskan diri darinya. Maka disinilah perlunya, agar sekali waktu kita melupakan masalah kita, dengan cara yang kita bisa.
Mengingat Masalah hanya Akan Mengacaukan Hidup Kita, Maka Biarkanlah Ia Berlalu. Dengan selalu mengingat masalah serta tragedi-tragedi yang terjadi di dalamnya, maka kita akan mengalami kegoncangan jiwa; penyakit yang akan menghancurkan kekuatan kita untuk tetap bertahan hidup serta berperan menjadi penyebab kesedihan dan kekhawatiran, yang jika kita terus mengingatnya akan membuat hidup kita semakin kacau. Padahal, orang-orang yang memiliki tujuan yang kuat dalam hidupnya, mereka berhasil melampaui masalahnya dan melupakan kejadian apapun yang menimpanya, kemarin dan saat ini, dan tidak pernah mau menoleh untuk melihat cahaya yang temaram. Sebab dengan terus mengingat masalah itu, hanya akan menciptakan ruang yang gelap di dalam hati. Sebuah malapetaka bagi kita jika tidak mampu berinteraksi dengan baik dengan masa sekarang di mana kita sedang hidup, padahal kita sedang ada di dalamnya. Sedangkan kita hanya mampu meratapi bangunan hidup yang telah hancur. Segala yang ada dibumi ini selalu bergerak maju untuk mempersiapkan musim yang baru, maka kita juga harus berbuat demikian; meninggalkan dan melupaan masa lalu agar kita bisa hidup tenang dan meraih keadaan yang jauh lebih baik.
Yang Penting dalam hidup ini, adalah Keridhaan dan Penerimaan. Kita mempunyai tugas suci untuk menyerahkan diri dengan apa yang telah Allah putuskan untuk kita. Jika kita penuhi tugas ini, maka kita akan berhasil dalam perjalanan panjang yang penuh dengan masalah ini. Satu-satunya jalan keluar bagi kita adalah dengan mempercayai takdir, karena apa yang telah ditentukan tidak dapat dielakkan lagi. Pasti akan terjadi. Tidak ada dalih atau cara yang bisa melindungi kita darinya. Ini menjelaskan, bahwa orang yang berhasil itu bukan orang yang hidup tanpa masalah. Tapi orang yang menerima ridha dengan masalah yang ada dalam hidupnya, lalu berusaha melakukan yang terbaik untuk dirinya dengan masalah ini. Dengan melupakan masalah, kita bisa meringankan beban hidup kita karena ada faktor keridhaan dan penerimaan disana. (sumber : Tarbawi).

1 komentar:

Anonim mengatakan...

numpang buang comment...
sekalian perkenalan....