Rabu, 08 Oktober 2008

oleh : Azhari Syarqawi (fsy)

Sebagaimana firman Allah di ujung surat al-Baqarah ayat 184 yang artinya : Bahwa berpuasa itu lebih baik, jika kamu mengetahuinya '.
Puasa lebih baik bagi keimanan kita ...
Puasa lebih baik bagi kesehatan emosi kita ...
Puasa lebih baik bagi ekonomi kita ...
Puasa lebih baik bagi persatuan dan kesatuan kita ...

Diantara hikmah puasa adalah :
1. Mendidik kita menjadi hamba yang lebih mencintai Allah daripada hawa nafsu. Manusia diciptakan dan diberi nafsu untuk makan, untuk minum dan berhubungan dengan lawan jenis (istri). Tidak ada manusia yang tak butuh kepada tiga hal ini. Semua manusia menyukainya, jika ada yang tidak suka, mereka bisa disebut orang yang tidak normal. Sekarang, selama bulan ramadhan, tiga hal tersebut dilarang pada siang hari. Disinilah kita dilatih untuk memilih antara perintah Allah untuk berpuasa atau perintah hawa nafsu, yang menyuruh kita untuk makan, minum dan berhubungan suami istri di siang hari. Orang yang lebih mencintai Allah dibanding yang lain, niscaya akan merasakan manisnya iman.
2. Mendidik kita menjadi orang yang bertambah ilmunya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari : Ibnu Abbas berkata : Bahwa Jibril menemui Rasulullah Saw setiap malam bulan ramadhan (dan Rasulullah Saw memuraja'ah hafalan al Qur'annya dengan Jibril)
Setiap malam bulan ramadhan, kaum muslimin berbondong-bondong menuju masjid dalam rangka mendirikan shalat tarawih berjemaah. Sebelum shalat mereka diberi santapan rohani berupa keterangan-keterangan dari beberapa ayat-ayat al Qur'an dan hadits-hadits nabi. Bahkan ada masjid-masjid yang mengadakan tadarrus setelah tarawih. Seharusnya hal ini menambah pengetahuan kita tentang agama. Tapi sayang seribu kali sayang, banyak manusia yang jika ramadhan berlalu, ilmu yang didapat pun berlalu pula. Tak ada realisasinya dalam kehidupan sehari-hari. Apa salahnya sekali-sekali kita bangun di tengah malam untuk memuhasabah diri...sudah setua ini umur, baca al Qur'an masih tersendat-sendat. Bagi yang sudah lancar membaca al Qur'an, pikirkan sudah berapa ayat yang dipahami. Bagi yang telah paham, pikirkan dan hitung-hitung sudah berapa ayat yang diamalkan. Bagi yang telah mengamalkan, hitung-hitung lah sudah berapa yang dia ajarkan pada orang lain. Orang-orang yang bertambah ilmunya inilah yang berhak bergembira di 1 syawwal
3. Menjadikan kita umat yang bersatu
Selama bulan ramadhan, baik presiden atau pun rakyat, orang kaya atau miskin, atasan atau bawahan, orang tua atau orang muda, orang kampung atau orang kota, semuanya senasib sepenanggungan. Sama-sama menahan lapar dan haus di siang ramadhan, mereka serentak berbuka dan serentak pula imsaknya, sama-sama pergi ke masjid untuk shalat tarawih. Semua hal ini akan mempersempit ruang perbedaan diantara kaum muslimin. Silahkan cari satu organisasi atau yayasan atau kelompok yang bisa membuat ratusan juta orang berpuasa di bulan yang sama...anda tidak akan menemukannya. Yang sanggup melakukan itu semua hanyalah agama. Itulah rahasia kenapa kita disuruh untuk berpegang teguh pada syariat agama, tujuannya agar kita semua bersatu. Sebagaimana firman Allah dalam surat ali imran ayat 103 : Berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai.
Kemudian dengan pernahnya kita merasakan lapar dan haus, maka hal itu akan menumbuhkan dalam hati, rasa sayang pada orang-orang yang kelaparan. Kalau rasa itu ada, akan mudah bagi kita mengeluarkan sebagian harta untuk membantu mereka. sehingga terjalinlah kasih sayang antara orang kaya dengan orang miskin. Orang kaya santun pada orang miskin. Yang miskin mendoakan agar rezki orang kaya terus berlimpah. Intinya, tidak ada lagi jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin
4. Mendidik kita menjadi seorang muslim yang hidup sederhana. Sederhana dalam berbuka sederhana dalam sahur. Tapi kenyataan berbicara lain, justru dalam bulan puasalah anggaran belanja menjadi meningkat. Padahal siangnya kita tidak makan, anak-anak tidak sekolah kalaupun sekolah mereka cuma minta ongkos dan tak minta uang jajan, si bapak pun tidak merokok. Tapi kenapa bisa, anggaran belanja di bulan ramadhan lebih banyak ketimbang di luar ramadhan ? Hal ini mencerminkan kalau masih banyak orang yang menganggap bulan ramadhan sebagai bulan menu-menu makanan. Menu yang tidak ada diluar ramadhan, di dalam ramadhan semuanya ada, padahal dia sendiri tak sanggup menghabiskannya. Terjadi pemborosan dalam bulan yang mulia ini. Dan sifat boros bukanlah sifat orang yang bertaqwa, tetapi dia adalah sifat syaithan. Allah ta'ala berfirman dalam surat al Isra' ayat 27 yang artinya : sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan. Dan syaithan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.
Belilah perbukaan dan sahur seperlunya, kalau berlebih apa salahnya berbagi dengan yang lain. Rasulullah Saw bersabda : Orang yang memberi perbukaan pada orang lain akan mendapatkan pahala puasa orang yang diberinya, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sendiri (Hadits Riwayat Imam Turmudzi)
5. Mendidik kita menjadi orang yang kuat.
Puasa bukanlah alasan untuk bermalas-malasan. Bahkan Rasulullah Saw dengan para sahabat tetap pergii berperang di bulan ramadhan. Banyak perang-perang besar yang terjadi di bulan ramadhan, semuanya dimenangkan oleh kaum muslimin. Di antaranya perang badar, perang 'ain jalut melawan tentara tatar (pasukan paling kejam di dunia waktu itu) juga fathu makkah. Hal ini membuktikan kalau kaum muslimin dalam bulan ramadhan semakin kuat dan tidak melemah. Benar lah sabda Rasulullah Saw : Bukanlah kuat itu orang yang bersangatan kekuatannya, akan tetapi kuat itu adalah bisa mengendalikan diri ketika marah (Hadits Riwayat Imam Muslim)
Dan puasa adalah salah satu cara ampuh untuk bisa mengendalikan diri. Maka orang yang bisa mengendalikan dirinya, itulah orang-orang yang akan mengalahkan orang lain. Tidak mungkin dia bisa mengalahkan orang lain, sementara dirinya sendiri tidak bisa dia kendalikan.
6. Mendidik kita menjadi hamba yang bersyukur.
Dengan puasa kita bisa merasakan lapar dan haus. Bagi orang yang lapar dan haus, makanan dan minuman yang sedikit, akan sangat terasa manfaatnya. Karena makin lapar seseorang, maka dia akan semakin merasakan betapa berharganya makanan walau cuma sedikit. Bagi orang yang haus, dua titik tiga titik air akan sangat berguna rasanya, seolah-olah bisa menghilangkan dahaga. Sama halnya dengan orang sakit, semakin parah sakitnya, semakin terasa bagi dia betapa berharganya kesehatan. Itulah yang diajarkan oleh bulan ramadhan, membuat kita menjadi hamba yang bisa merasakan betapa berharga sebuah nikmat walaupun sedikit. Rasulullah Saw bersabda : Lihatlah olehmu orang yang berada di bawahmu (dalam hal keduniaan) jangan lihat orang yang berada di atasmu. Dan tidak pantas kamu menganggap remeh nikmat Allah yang diberikan padamu (Hadits Riwayat Imam Bukhari)


Sunat-sunat puasa

Sunat adalah jika dilakukan kita mendapatkan pahala. Jika ditinggalkan kita tidak berdosa. Tidak semua orang bisa melakukan hal-hal yang sunat. Hanya orang-orang istimewa saja yang mau mengamalkannya. Berikut beberapa amalan sunat yang dianjurkan ketika berpuasa :
1. Makan sahur.
Makan sahur hukumnya tidak wajib. Jika ditinggalkan, Puasa tetap sah, tapi Rasulullah Saw sangat menganjurkannya. Tujuan dari sahur adalah : Supaya kita mendapatkan berkah. Dalam hadits : Makan sahurlah kamu, karena di dalamnya ada berkah (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim). Supaya tidak lemah di siang ramadhan sebagaimana sabda Rasulullah Saw : Bantulah puasa di siang hari dengan makan sahur (HR Imam al-Hakim) . Dan makan sahur tidak musti sepiring nasi. Dengan seteguk air atau dengan sebutir kurma saja, insya Allah kita telah mendapatkan berkahnya. Sedangkan waktu sahur adalah mulai dari tengah malam sampai terbit fajar atau sampai adzan subuh dikumandangkan. Walaupun waktunya panjang, dimulai dari tengah malam sampai terbit fajar, tapi kita dianjurkan untuk melambatkan sahur. Rasulullah Saw bersabda : Manusia akan selalu berada dalam kebaikan selama dia menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim). Dan sebaiknya, antara sahur dengan shalat subuh jangan terlalu berdekatan. Kalau bisa setengah jam sebelum subuh, kita telah selesai makan sahur dan segera bersiap-siap untuk shalat berjemaah ke masjid.
2. Menyegerakan berbuka.
Artinya, setelah yakin waktu maghrib telah masuk, kita tinggalkan seluruh pekerjaan dan segera berbuka (memutuskan puasa). Memutuskan puasa tidak mesti dengan nasi sepiring, cukup dengan seteguk air atau sebutir kurma, itu namanya sudah berbuka. Rasulullah Saw selalu mendahulukan berbuka dibanding shalat maghrib. Tapi jangan dibayangkan kalau berbuka beliau seperti berbukanya kita yang makan sekenyang-kenyangnya, baru setelah itu melaksanakan shalat maghrib. Beliau berbuka dengan kurma, kalau tidak ada, beliau berbuka dengan manisan, kalau tidak ada juga, beliau berbuka dengan air, karena sesungguhnya air itu suci. Setelah itu beliau langsung pergi shalat maghrib ke masjid.
Sebagian besar orang salah paham tentang berbuka, mereka menganggap berbuka itu adalah makan besar, sehingga dalam bulan ramadhan dia tidak pernah shalat maghrib berjemaah ke masjid. Alasannya adalah karena menyegerakan berbuka. Setelah berbuka dia pun terhenyak di kursi kekenyangan. Coba sobat bahana bayangkan! Diluar ramadhan dia shalat maghrib ke masjid, tapi di dalam ramadhan, yang amal dilipat gandakan balasannya, justru dia tidak shalat maghrib ke masjid. Bahkan tak jarang shalatnya terlambat. Alangkah meruginya orang-orang seperti itu.
3. Berdoa ketika berbuka karena doa pada waktu itu di ijabah oleh Allah SWT. Rasulullah Saw bersabda : Ada 3 golongan yang dikabulkan doanya, yaitu Doa pemimpin yang adil, doa orang yang berpuasa ketika dia berbuka dan doa orang yang dizalimi (Hadits Riwayat Imam Ahmad) dan sebaiknya jangan berdoa untuk diri kita saja, tapi doakan juga saudara-saudara kita yang sedang dizalimi oleh musuh-musuh Islam seperti di palestina, Iraq dan Afghanistan.
4. Memberikan perbukaan pada orang lain.
Rasulullah Saw bersabda : Orang yang memberi perbukaan pada orang lain akan mendapatkan pahala puasa orang yang diberinya, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sendiri (Hadits Riwayat Imam Turmudzi)
Di negara-negara arab pada umumnya, mereka punya kebiasaan yaitu mendirikan tempat khusus untuk berbuka gratis bagi siapa saja yang mau. Tempat itu biasa disebut MA IDATURRAHMAN. Anda datang lalu duduk trus akan mendapatkan perbukaan, setelah berbuka anda pamit, tidak pamit pun tidak apa-apa. Tidak perlu KTP, tidak perlu kartu tanda miskin, tidak perlu kenal dengan pemilik ma idaturrahman, tidak ada syarat-syarat untuk mendapatkan perbukaan tersebut. Bahkan ada yang membuka ma idaturrahman selama 12 bulan penuh. Begitulah, mereka berlomba-lomba untuk memberi perbukaan pada orang lain. Berbeda dengan kita. Semuanya beramai-ramai ke pasar perbukaan. Beli banyak makanan dan minuman, beli kiri beli kanan, tak ketinggalan yang dibelakang dengan yang di depan, semuanya berasa enak dan lezat, tapi semua itu hanya untuk dimakan sendirian atau hanya untuk keluarga saja. Kadang-kadang yang dibeli pun tak bisa dihabiskan. Alangkahnya indahnya, jika waktu berbuka kita bisa berbagi dengan orang lain.
5. I'tikaf dan memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir ramadhan
I'tikaf artinya menetap di masjid dengan niat mendekatkan diri pada Allah SWT. I'tikaf dilakukan juga dalam rangka mendapatkan malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam lailatul qadar. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw, jika telah masuk 10 hari terakhir ramadhan, beliau menghidupkan malamnya (dengan shalat sunat), membangunkan keluarganya dan menghindari wanita (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu 'alaikum
Kaifa Haluk???