Rabu, 23 April 2008

Women Inspiring



Dengan kelembutannya, perempuan bisa menjadi sumber inspirasi kekuatan yang dahsyat. Sejarah mencatat, perempuan juga mempunyai andil besar dalam sebuah perjuangan.
Tiap tanggal 21 april, para aktivis perempuan Indonesia memperingati hari Kartini, sosok perempuan yang terkenal gigih memperjuangkan hak-hak perempuan semasa kolonial.
Kita sering mendengar pepatah “behind a great man there is a great women”Dibelakang laki-laki hebat, ada perempuan tangguh ! Yup, sejarah mencatat banyak perempuan tangguh yang menjadi penyokong perjuangan kaum pria.
Seperti, wanita yang ter-agung se-jagat raya yakni Siti Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah saw. Sosok wanita yang cahayanya memancar cakrawala keimanan, kesucian, kehormatan, kemuliaan, kedermawanan dan kesetiaan. Siti Khadijah menjadi inspirasi kekuatan dakwah yang luar biasa. Dengan segala kelembutannya, ia memberikan kekuatan bathin saat pertama Rasulullah saw menerima wahyu. Kelembutan Khadijah mampu memberikan ruh kekuatan bagi suaminya.Begitu juga Aisyah binti Abu Bakar dan istri Nabi saw lainnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa ini, kita mencatat nama Cut Nyak Dien pejuang dari tanah rencong. Cut Nyak Dien tak lain adalah istri Teuku Umar .Mereka dipertemukan oleh takdir dalam ikatan perkawinan saat sama-sama berjuang mengusir penjajah di negeri serambi mekkah, Nanggroe Aceh Darussalam. Dua sejoli tersebut tidak hanya larut dalam perpaduan kasih, tapi juga bahu membahu mengatur strategi perjuangan melawan kafir harbi.
Sejarah terus bergulir dan mencatat, tokoh wanita yang berasal dari ranah minang, ia adalah Rahmah el Yunusiah. Sosok perempuan yang mempunyai cita-cita yang luhur,mempunyai semangat untuk menuntut ilmu dan berdakwah. Beliau menginginkan para pemudi generasi muda khususnya di ranah minang tidak tertinggal dalam hal pendidikan. Yang mana ketika itu di Minangkabau, yang ada adalah lembaga pendidikan yang dikhususkan bagi kaum pria. Maka beliau berinisiatif untuk mempelopori lahirnya sebuah lembaga pendidikan khusus wanita yang bernama Diniyah Scool di Padang Panjang (sekarang-Diniyyah Putri). Para santri dibekali berbagai keterampilan dan materi-materi pendidikan agama. Yang akan mengantarkan mereka kepada kehidupan yang lebih baik didunia terutama di kampung asal manusia yakni akhirat sana.
Sejarah terus mencatat berbagai peristiwa, dari Jepara, sosok seorang Kartini, perempuan yang memperjuangkan hak-hak kaumnya. Disaat pemerintahan kolonial membatasi haknya dalam mengenyam pendidikan, Kartini berteriak lantang:Perempuan harus cerdas !
Pada masa kolonial, perempuan seperti dikurung dalam sangkar emas. Mereka hanya dijadikan obyek pemuas ragawi. Padahal, dari tangan perempuanlah sebuah generasi. Ada pepatah “ al-ummu madrasatun” , ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak2nya. Tak salah jika ada yang mengatakan “Sebuah negara akan baik, jika baik pula para wanitanya”.Salah satu tonggak peradaban sebuah bangsa adalah pembinaan keluarga, yang diantaranya melalui pendidikan ibu pada anak-anaknya.
Perempuan harus cerdas. Jangan hanya memikirkan kecantikan jasmani dan kosmetika duniawi yang fana. Pepatah arab berbunyi, yang artinya :” Tiadalah kecantikan itu pada pakaian dan perhiasan, sesungguhnya kecantikan itu pada ilmu dan adab.” Inner Beauty bukan hanya muncul dari kecantikan tubuh semata, tetapi juga kecerdasan yang memancar serta karakter or akhlak yang mulia. Wanita yang seperti itulah yang diharapkan mencetak para generasi yang akan menentukan hitam putihnya sejarah peradaban suatu bangsa.
Saat ini, seminar-seminar soal perempuan menjamur bak cendawan di musim hujan. Persamaan gender ! bahasa sononya gender equality yaitu tuntutan dari kalangan aktivis feminis agar masyarakat memperlakukan perempuan setara dengan laki-laki. Perempuan mempunyai hak yang sama untuk bekerja, melakukan aktifitas social, politik dsb. Sekilas tuntutan tersebut tak ada masalah. Tapi belakangan, yang disuara-suarakan itu justru melemahkan posisi perempuan itu sendiri. Misal, soal pekerjaan. Mereka mengganggap perempuan juga mempunyai kewajiban yang sama untuk mencari nafkah. Kalo laki-laki bisa jadi tulang punggung keluarga, kenapa perempuan tidak? Nah..Apa akibatnya? Banyak wanita yang berlomba menjadi wanita karir. Siang malam sibuk mengurusi urusan kantor. Anak-anak terbengkalai, rumah tangga berantakan.Yang gawatnya anak-anak lebih dekat dengan pembantunya dari pada ibunya sendiri, dan mengerikan lagi anak-anak cendrung mencari pelarian keluar rumah karna kurang perhatian, akhirnya mereka terlibat kenakalan remaja, narkoba, terjerumus dlm pergaulan bebas dan sejenisnya yang mengakibatkan diusia muda mereka sudah mengecap hidup di penjara dan jatuh pada jurang dosa. Na’udzubillahimin zalik.
Para pejuang perempuan yang telah kita sebutkan diatas, mungkin bersedih hati, karna perjuangan mereka menuntut hak kaumnya banyak disalah artikan. Atas nama pekerjaan dan karir,banyak perempuan masa kini rela menjadi obyek seksualitas semata.
Sebagian perempuan kini tak lagi banyak memberikan inspirasi bagi sebuah kekuatan. Sebuah girl power ! Perannya semakin redup ditelan zaman…

(by : nadine_fsy)

Tidak ada komentar: