Minggu, 24 Juni 2007

Pendidikan

M. Arifin :
“Khawatir bahwa apabila kemajuan IPTEK yang –hanya amat- mengandalkan kecerdasan rasio, sampai pada batas-batas tertentu, dapat mengerosikan benteng-benteng nilai-nilai idealisme, humanisme semakin menuju ke arah rasionalisme, pragmatisme dan relativisme.
Berbagai akibat muncul kepermukaan, antara lain ialah nilai-nilai kehidupan umat manusia lebih banyak didasarkan pada nilai kegunaan kelimpahan hidup materialistic, sekularistik, dan hedonistic serta agnonistik yang menafikan aspek-aspek etika-religius, moralitas dan humanistic (al-insaniyah)” .


Arnold Tonybee :

Bahwa-setidaknya- ada dua hal yang melanda peserta didik pada era modern dewasa ini, yaitu kosongnya jiwa peserta didik dari nilai-nilai spritual dan tegarnya dimensi materialistic pada kehidupan manusia modern . Atau sebaliknya dengan lebih dominan aspek spritual dan melepaskan aspek material (iptek).
Untuk melepas dua hal tersebut, maka peserta didik memerlukan nilai spritual dan memahami ajaran agamanya secara totalitas,-yang menurutnya lagi- adalah spirit Islam dengan nilai-nilai moralnya yang tinggi untuk kebahagiaan kehidupan peserta didik sebagai khalifah di muka bumi.


Bahwa-setidaknya- ada dua hal yang melanda peserta didik pada era modern dewasa ini, yaitu kosongnya jiwa peserta didik dari nilai-nilai spritual dan tegarnya dimensi materialistic pada kehidupan manusia modern . Atau sebaliknya dengan lebih dominan aspek spritual dan melepaskan aspek material (iptek).
Untuk melepas dua hal tersebut, maka peserta didik memerlukan nilai spritual dan memahami ajaran agamanya secara totalitas,-yang menurutnya lagi- adalah spirit Islam dengan nilai-nilai moralnya yang tinggi untuk kebahagiaan kehidupan peserta didik sebagai khalifah di muka bumi.

Tidak ada komentar: